Saturday, July 30, 2011

mulutmu harimaumu



Assalamu’alaikum .

Sahabat ku ….

Kita sebagai manusia memang telah diberikan banyak sekali nikmat oleh AllahTermasuk nikmat dapat berbicara.Akan tetapi.... banyak yang salah menggunakan nikmat ini.Mereka tak mengerti bahwa mulut yang telah dikaruniakan oleh-Nya seharusnya dapat dijaga dengan baik dan digunakan hanya untuk kebaikan

Rasulullah SAW bersabda:
"Barang siapa yang berIMAN kepada Allah dan Hari Akhir (Kiamat), hendaklah ia BERKATA yang BAIK atau DIAM" (Muttafaq 'Alaihi)
Lalu dalam hadist lain disebutkan:"Allah memberi rahmat kepada orang yang BERKATA BAIK lalu mendapat keUNTUNGan, atau DIAM lalu mendapatkan keSELAMATan." (HR Ibnul Mubarak)

Demikianlah....Lidah seseorang itu sangat berbahaya sehingga dapat mendatangkan banyak kesalahan.
Imam Ghazali telah menghitung ada 20 bencana karena lidah...antara lain:
berdusta,
ghibah (membicarakan kejelekan orang lain),
adu domba,
saksi palsu,
sumpah palsu,
berbicara yang tidak berguna,
menertawakan orang lain,
menghina orang lain,
memaki,dsb.

Jadi, sebaiknya kita memelihara perbuatan kita,dan jangan menghambur-hamburkan perkataan yang sekiranya dapat membahayakan kita.Umumnya manusia yang BANYAK omong selalu berbuat SALAH dan DOSA.
Karena itu, mukmin yang senantiasa merasa diawasi oleh Allahwajib mengerti bahwa PERKATAAN itu termasuk amalannya yang kelak akan dihisab: amalan baik maupun buruk.Karena pena Ilahi tidak mengalpakan satupun perkataan yang diucapkan manusia.Ia pasti mencatat dan memasukkannya ke dalam buku amal.

"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya,dan Kami lebih DEKAT kepadanya daripada urat lehernya.(yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya,seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri.Tiada suatu UCAPANpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir."
(QS. Qaaf: 16-18)

Karena itu...KATAKANLAH yang BAIK agar kita mendapatkan KEBERUNTUNGAN,dan DIAMLAH dari keburukan supaya kita SELAMAT.
Wallahu'alam bishshawwab
Billahi taufiq wal hidayah

Semoga Bermanfaat...

Thursday, July 28, 2011

islam adalah agama kasih

Sahabat Hatiku..…

Islam adalah agama Rahmatan lil ‘alamin.

Artinya Islam adalah agama yang membawa Rahmah bagi seluruh alam semesta, termasuk hewan, tumbuhan dan jin, apalagi sesama manusia.

Sesuai dengan firman Allah yang artinya:



“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) Rahmah bagi semesta alam”. (QS Al-Anbiya : 107)



Rahmat atau Rahmah artinya adalah kasih sayang, cinta yang tulus, rasa memiliki, membantu, menghargai, rasa rela berkorban, yang terpancar dari cahaya iman.



AL-ISLAM….mempunyai akar kata AS-SALAAM yang berarti KETENANGAN, KEDAMAIAN dan KETENTRAMAN.



Karena Rasulullah membawa Rahmah (cinta dan kasih) kepada seluruh alam, maka sudah selayaknya Allah menjadikan Rasulullah memiliki akhlak yang agung:

* “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (Ali ‘Imran:159)

* ”Sesungguhnya Egkau (Muhammad saw) benar-benar berada dengan akhlak yang agung.” (QS Al Qalam : 4)

* ”Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS Al Ahzab : 21)

* “Dan tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antara mu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar.” (QS Fushshilat [41]: 34-35)

Islam yang dibawa Rasulullah shalallahu ’alaihi wa sallam melarang manusia berlaku semena-mena terhadap semua makhluk Allah. Islam menghormati hak binatang dan benda-benda. Dan apapun bentuk kesewenang-wenangan dan kezhaliman terhadap hewan, akan mendapat kecaman dari Allah subhanahu wa ta’ala.

* Misalnya sabda Rasulullah yang menyatakan bahwa ada seorang wanita yang disiksa akibat kematian seekor kucing yang dikurung tanpa diberi makan, hingga akhirnya kucing itu mati karena kelaparan. (HR. al-Bukhari dan Muslim).
* Dan masih dalam konteks menghormati hak hewan, Rasulullah menyuruh kita menajamkan pisau yang akan digunakan menyembelih, hal dimaksudkan agar hewan yang disembelih tidak terlalu lama merasakan sakitnya penyembelihan. Sabda beliau, ”Ketika kalian menyembelih (hewan ternak), maka perbaguslah penyembelihanmu, dan hendaknya ia menajamkan pisaunya, dan buatlah hewan sembelihanmu merasa 'nyaman'.” (HR. Muslim)”

Itulah mengapa orang yang mengajarkan Islam akan mendapat sholawat (do’a) bukan hanya dari Allah dan para Malaikat, tetapi juga semua makhluk di bumi, semut dan ikan.

Dari Abu Umamah al-Baahili radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ، حَتَّى النَّمْلَةَ فِى جُحْرِهَا وَحَتَّى الْحُوتَ، لَيُصَلُّونَ عَلَى مُعَلِّمِ النَّاسِ الْخَيْرَ



“Sesungguhnya Allah dan para Malaikat, serta semua makhluk di langit dan di bumi, sampai semut dalam lubangnya dan ikan (di lautan), benar-benar bershalawat/mendoakan kebaikan bagi orang yang mengajarkan kebaikan (ilmu agama) kepada manusia”

[ HR at-Tirmidzi (no. 2685) dan ath-Thabrani dalam “al-Mu’jamul kabiir” (no. 7912), dalam sanadnya ada kelemahan, akan tetapi hadits ini dikuatkan oleh hadits lain yang semakna. Hadits ini dinyatakan hasan shahih oleh imam at-Tirmidzi dan Syaikh al-Albani rahimahullah dalam “Silsilatul ahaditsish shahihah” (4/467).].



Islam mengajarkan penghormatan kepada semua makhluk, apalagi dengan manusia. Islam datang untuk mengangkat derajat umat manusia ke tempat yang tinggi setelah begitu terpuruk pada masa jahiliyah. Islam sangat menghormati jiwa manusia dengan banyak memberikan perhatian terhadapnya.

Islam bahkan sangat menghargai satu nyawa manusia, sehingga membunuh satu jiwa manusia tanpa kebenaran adalah sama dengan membunuh manusia seluruhnya, firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,



“Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan Dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah Dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya..” (QS. Al Maidah : 32)



Bayangkan jika manusia memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran islam, maka akan sungguh indah dan damainya dunia ini. Islam benar-benar mengajarkan kasih sayang.



“Orang-orang yang penyayang niscaya akan disayangi pula oleh ar-Rahman (Allah). Maka sayangilah yang di atas muka bumi niscaya Yang di atas langit pun akan menyayangi kalian.” (HR. Tirmidzi, dinyatakan hasan sahih oleh Tirmidzi dan disahihkan al-Albani)



Dari Usamah bin Zaid radhiyallahu’anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, إنَّمَا يَرْحَمُ اللَّهُ مِنْ عِبَادِهِ الرُّحَمَاءَ

“Sesungguhnya Allah hanya akan menyayangi hamba-hamba-Nya yang penyayang.” (HR. Bukhari)



Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, beliau meriwayatkan:

أَنَّ الأَقْرَعَ بْنَ حَابِسٍ أَبْصَرَ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- يُقَبِّلُ الْحَسَنَ فَقَالَ إِنَّ لِى عَشَرَةً مِنَ الْوَلَدِ مَا قَبَّلْتُ وَاحِدًا مِنْهُمْ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِنَّهُ مَنْ لاَ يَرْحَمْ لاَ يُرْحَمْ ».



“al-Aqra’ bin Habis suatu ketika melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang mencium al-Hasan -cucu beliau-, maka dia berkata: ‘Saya memiliki sepuluh orang anak namun saya belum pernah melakukan hal ini kepada seorang pun di antara mereka.’ Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda, ‘Sesungguhnya barang siapa yang tidak menyayangi maka dia tidak akan disayangi.’.” (HR. Bukhari dan Muslim, ini lafazh Muslim)



Ajaran Islam menganjurkan saling menyayangi dan menjaga hubungan silaturahmi (tali kasih sayang) dan menyambungnya.

* Dari Abu Hurairah ra oa berkata, Rasulullah saw bersabda : “Barang siapa yang beriman kepada Allah I dan hari akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah I dan hari akhir maha hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi”. (HR Bukhori dan Muslim)

* Dari Aisyah ra berkata, Rosulullah saw bersabda, “Silaturahmi itu tergantung di `Arsy (Singgasana Allah) seraya berkata: “Barangsiapa yang menyambungku maka Allah akan menyambung hubungan dengannya, dan barangsiapa yang memutuskanku maka Allah akan memutuskan hubungan dengannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

* Dari seorang laki-laki dari Khos’amm berkata: “Saya mendatangi Rasulullah sawsedangkan beliau sedang bersama salah seorang sahabatnya, aku berkata: kamu mengaku bahwa engkau adalah Rasulullah? Rasulullah saw menjawab: “iya”, aku bertanya: amalan apa yang paling dicintai Allah swt. Beliau menjawab; “Beriman kepada Allah swt ”, aku bertanya lagi, kemudian apa lagi ? beliau menjawab : “kemudian menyambung silaturahmi”. (HR Abu Ya’la dengan sanan Jayyid)

* Dari Jubair bin Mut?im ra sesungguhnya Rosulullah saw bersabda, ” Tidak akan masuk surga orang yang memutus hubungan.”. Sufyan berkata : “yaitu yang memutus hubungan tali silaturahmi.” (HR. Bukhari dan Muslim)



Bagaimana dengan JIHAD ?

Sebagian orang yang tidak memahami HIKMAH akan menganggap Islam adalah agama yang kejam dan senang berperang.

Tentang hal ini, sesungguhnya semuanya adalah atas perintah Allah dan Rasul-Nya, hukuman qishas, potong tangan dan memerangi orang yang zhalim, semuanya adalah atas dasar KEADILAN dan KASIH SAYANG.



Dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tolonglah saudaramu ketika dia berbuat zhalim atau ketika dia dizhalimi.”Seseorang berkata, “Wahai Rasulullah, aku akan menolongnya jika ia terzhalimi, namun apabila dia berbuat zhalim, bagaimana aku menolongnya?”

Beliau menjawab, “Cegahlah dia atau tahanlah dia dari berbuat zhalim, maka ini adalah pertolongan baginya.” (HR. Al Bukhari)



Kita diwajibkan menolong bukan hanya orang yang terzhalimi, tetapi juga menolong orang yang zhalim dengan mencegah dan menahan agar tidak berbuat zhalim. Dan menurut Allah kezhaliman yang paling besar adalah syirik.

"Sesungguhnya perbuatan syirik itu merupakan kedzaliman yang besar". (Luqman: 13)



Kezhaliman itu (lawannya keadilan) bermakna meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya. Maka barangsiapa yang beribadah kepada selain Allah berarti dia telah meletakkan ibadah bukan pada tempatnya yakni memalingkan peribadatan kepada pihak yang tidak berhak atasnya untuk disembah, sungguh hal ini merupakan puncak kezhaliman.Sehingga Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan memeranginya.



Karena Allah sebagai pemilik semua makhluk, maka dia maha kuasa untuk berkehendak dan kita sebagai makhluknya tidak layak mengatakan Allah kejam atau Islam sebagai agama yang datang dari sisi Allah adalah agama yang kejam.

Apakah perintah Allah kepada Nabi Ibrahim as untuk menyembelih putranya Nabi Ismail juga dilihat sebagai tidak berperikamanusiaan?

Bukankah Ibrahhim dan Ismail serta semua manusia adalah milik Allah?

Bukankah tidak ada keburukan terhadap apapun yang dikehendaki-Nya sebagai Tuhan, pemilik alam semesta demi kebaikan makhluknya ?

Dan Allah tidak pernah menzhalimi manusia.



“Sesungguhnya Allah tidak Menzhalimi manusia sedikitpun, tetapi manusia itulah yang menzhalimi dirinya sendiri.” (QS. Yuunus/10:44)



Untuk lebih jelasnya marilah kita pelajari tahapan-tahapan Allah mewajibkan JIHAD. Para ulama’ menyebutkan bahwa ibadah jihad disyari’atkan melalui empat tahapan sebagai berikut :



[1]- Tahapan larangan untuk berperang dan perintah untuk bersabar menghadapi gangguan dan cercaan orang-orang musyrik sembari terus menyebarkan dakwah.



Selama 13 tahun masa dakwah di Makkah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat diperintahkan oleh Allah Ta’ala untuk memaafkan seluruh gangguan orang-orang musyrik. Beliau dan para sahabat dilarang untuk membalas atau memerangi mereka. Meski siksaan dan gangguan orang-orang musyrik sudah kelewat batas dan banyak sahabat jatuh menjadi korban, Rasulullah tetap memerintahkan seluruh sahabat untuk bersabar.



Usamah bin Zaid radiyallahu 'anhu berkata,” Nabi Shallallahu 'alaihi wa salam dan para sahabat memaafkan orang-orang musyrik dan ahlu kitab sebagaimana perintah Allah kepada mereka (untuk memaafkan). Beliau dan para sahabat bersabar atas gangguan (orang-orang musyrik dan ahlu kitab).



Allah berfirman (artinya)” Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertaqwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan." [QS. Ali Imran :186].



Allah berfirman (artinya),” Banyak orang-orang ahli kitab yang sangat ingin sekali memurtadkan kalian dikarenakan kedengkian pada diri mereka.” [QS. Al Baqarah :109].



Beliau melasanakan perintah Allah untuk memaafkan, sampai Allah mengizinkan beliau (untuk membalas).”[ HR. Bukhari]



Dari Ibnu Abbas bahwasanya Abdurahman bin Auf dan beberapa sahabat mendatangi Nabi Shallallahu 'alaihi wa salam saat masih di Makkah dan berkata, ”Wahai Rasulullah, kami dahulu ketika masih musyrik adalah orang-orang yang mulia, tetapi setelah kami beriman kami justru menjadi orang-orang yang hina.” Maka beliau menjawab, ”Aku diperintahkan untuk memaafkan, maka janganlah kalian memerangi mereka.”

Ketika Allah memindahkan kami ke Madinah dan Allah memerintakan kami untuk berperang, kami justru tidak berperang. Maka Allah menurunkan ayat : “ Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka:"Tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat!" Setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebagian dari mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih sangat dari takutnya. Mereka berkata:"Ya Rabb kami, mengapa engkau wajibkan berperang kepada kami Mengapa tidak engkau tangguhkan (kewajiban berperang) kepada kami beberapa waktu lagi" Katakanlah:"Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertaqwa dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun."(QS. An-Nisa’: 77). [ HR. Nasa’i ; Al-Jihad 6/3, Baihaqi 9/11, Al-Hakim dalam Mustadrok 2/307 dan beliau berkata shahih sesuai dengan Syarthul Bukhori namun Bukhori dan Muslim tidak meriwayatkannya, dan hal ini disepakati oleh Adz-Dzahabi. Dishahihkan syaikh Al Albani dalam Shaih Nasa’i no. 2891.]



Hadits-hadits ini menunjukkan, larangan berperang selama masa dakwah di Makkah disebutkan dalam firman Alloh : “ Maka maafkanlah dan biarkanlah mereka sampai datang perintah Allah (untuk memerangi / membalas ).” [QS. Al Baqarah :109].



" Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertaqwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan." [QS. Ali Imran :186]



“ Katakanlah kepada orang-orang yang beriman untuk memaafkan orang-orang (musyrik) yang tidak mengharapkan hari (perjumpaan dengan) Allah.” [QS. Al Jatsiyah :14].



Dalam fase dakwah Makkah ini tidak ada jihad dalam artian perang. Yang ada sebatas jihad dakwah, sebagaimana firman Allah Ta’ala :



“ Maka janganlah kau mentaati orang-orang kafir itu dan lawanlah mereka secara sungguh-sungguh dengan Al Qur’an.” [QS. Al Furqan :52].



[2]- Diperbolehkan berperang untuk membela diri dan tidak diwajibkan.

Hal ini disebutkan dalam firman Alloh :



“ Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu.” (Al-Hajj: 39)



Dari Ibnu Abbas ia berkata,” Ketika Nabi diusir dari Makkah, sahabat Abu Bakar berkata,” Mereka mengusir nabi mereka. Inna Lillahi wa inna ilaihi raji’un. Mereka benar-benar akan binasa.” Maka turunlah ayat [QS. Al Hajj:39]. Abu Bakar berkata setelah turunnya ayat ini,” Aku tahu setelah ini akan terjadi perang.” [ Tirmidzi 3171, Nasa’i 6/2 dengan tambahan perkataan Ibnu Abbas di akhirnya,” Ini adalah ayat yang pertama kali turun tentang perang.” Juga Al Hakim 3/7, tanpa tambahan perkataan Ibnu Abbas. Hadits shahih dishahihkan syaikh Al Albani dalam Shahih Nasa’I no. 2890 dan Shahih Tirmidzi no. 2535.]



[3]- Diwajibkan berperang hanya jika kaum muslimin diserang.



”Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu tapi jangan berlebihan karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebihan !



Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka. Demikanlah balasan bagi orang-orang kafir."



"Kemudian jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."



"Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim." (QS Al Baqarah : 190-193)



“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS Al Baqarah : 216)



“Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau!.” (QS An Nisaa’:75)



”Hai orang-orang beriman, apabila kamu bertemu orang-orang yang kafir yang sedang menyerangmu, maka janganlah kamu membelakangi mereka (mundur). Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk (siasat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan lain, maka sesungguhnya orang itu kembali membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah meraka Jahanam. Dan amat buruklah tempat kembalinya.” (QS. Al-Anfal: 15-16)



[4]- Diwajibkan memerangi seluruh orang musyrik meskipun mereka tidak memerangi kaum muslimin, termasuk memerangi mereka di negeri mereka, sampai mereka mau masuk Islam atau membayar Jizyah.



Inilah fase terakhir perintah jihad yang turun sebelum Rasulullah wafat. Fase ini merupakan fase niha’i (final, terakhir) perintah jihad, yang ditandai dengan turunnya ayat saif (pedang), yaitu firman Alloh :



“ Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, maka bunuhlah orang-orang musyirikin di mana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah di tempat pengintaian.” (At-Taubah: 5).



Allah juga berfirman :

“ Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) pada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah Dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.” (At-Taubah: 29)



Orang muslim pun sebagian masih enggan berperang, maka Allah menegaskan:

”Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya apabila dikatakan kepada kamu: “Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah” kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu. Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit. Jika kamu tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah akan menyiksa dengan siksa yang pedih dan digantinya (kamu) dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan dapat memberi kemudharatan kepada-Nya sedikitpun. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. At-Taubah: 38-39)



Dalam hadits shahih Rasulullah bersabda :

“ Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka menyaksikan tiada Ilah yang berhak diibadahi selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan sholat dan menunaikan zakat. Bila mereka telah melakukan hal itu, maka mereka telah menjaga darah dan harta mereka, sementara perhitungan amal mereka di sisi Allah.” [ HR. Bukhari no. 25, Muslim no. 22, Tirmidzi 2606, Abu Daud 1656, Ahmad 1/19.]



“ Berperanglah di jalan Allah, dengan nama Allah, perangilah orang yang kafir (tidak beriman kepada Allah), berperanglah dan janganlah kalian mengambil harta rampasan perang sebelum dibagikan, jangan mengkhianati perjanjian, jangan mencincang, jangan membunuh anak-anak!.” [HR. Muslim no 1731, Abu Daud 2612, Tirmidzi 1617, Ibnu Majah 2858.]



Imam Ibnu Qoyyim meringkasnya dalam perkataan beliau :

“ Jihad itu awalnya diharamkan, lalu diijinkan, lalu diperintahkan melawan orang yang menyerang terlebih dahulu, lalu diperintahkan untuk memerangi seluruh orang-orang musyrik.”[ Zaadul Ma’ad II/58]



Menurut Imam Ibnul ‘Arobi, Imam Ath Thabari, Imam Ibnu Athiyah, Ibnu Abbas, Qatadah, dan Rabi’ bin Anas, Ibnu Katsir dan beberapa ulama mengatakan bahwa dengan datangnya ayat Bara’ah (At Taubah) di atas telah menasakh (menghapus) ayat sebelumnya.



Bagaimana Islam menyikapi orang kafir di dalam perdamaian ?

Allah Ta’ala berfirman:

“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan Berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang Berlaku adil.

Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. dan Barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.” (QS. Al Mumtahanah (60): 8-9)



Ada sebagian orang membantah ayat ini dijadikan sebagai dalil, alasan mereka karena ayat ini (ayat 8) hanya berlaku ketika awal Islam saja, dan telah di nasakh (dihapus) dengan ayat: faqtuluu musyrikina haitsu wajadtumuuhum .. “bunuhlah orang-orang musyrik itu di mana saja kalian bertemu dengan mereka ...” . Demikianlah pendapat Ibnu Zaid dan Qatadah.



Sedangkan Imam Al Qurthubi mengatakan, ayat ini merupakan rukhshah dari Allah Ta’ala bagi orang kafir yang tidak memusuhi dan memerangi orang beriman. Ada juga yang mengatakan, ayat ini berlaku karena adanya ‘illah (alasan) yakni perjanjian damai, maka ketika perjanjian damai sudah tidak berlaku dengan adanya penaklukan kota Mekkah, maka ayat ini tinggal tulisannya saja. Ada pula yang mengatakan ayat ini khusus orang kafir dari kalangan wanita dan anak-anak, karena mereka tidak memerangi kaum beriman. Namun kebanyakan ahli tafsir mengatakan, hukum ayat ini masih berlaku, dengan alasan kisah Asma binti Abu Bakar yang diizinkan Rasulullah untuk bergaul dengan baik dengan ibunya yang masih musyrik. (Imam Al Qurthubi, Jami’ Li Ahkamil Quran, Juz. 18, Hal. 15)



Imam Ibnu Jarir mengatakan, Tidak benar dikatakan bahwa ayat ini telah mansukh. Kaum beriman tidak dilarang untuk berbuat baik dan adil terhadap orang-orang yang tidak memerangi dan mengusir mereka, apa pun millah dan agama mereka, tetap dibolehkan berbuat baik (Al Birr), berhubungan, dan berbuat adil kepada mereka. Hal ini dikuatkan dengan riwayat Ibnu Zubeir tentang Asma’ bin Abu Bakar yang ingin menemui ibunya yang masih jahiliyah (musyrik), dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengizinkan Asma untuk menemuinya dan berbuat baik kepadanya. (Imam Abu Ja’far Ath Thabari, Jami’ Al Bayan fi Ta’wilil Quran, Juz. 23, Hal. 322-323)



Imam Asy Syaukani mengatakan bahwa Allah Ta’ala tidak melarang berbuat baik dan adil kepada orang kafir yang telah membuat perjanjian (damai) dengan orang beriman untuk meninggalkan perang. (Imam Asy Syaukani, Fathul Qadir, Juz. 7, Hal. 205. Al Maktabah Asy Syamilah) Artinya, perang baru ada lagi setelah mereka melanggar perjanjian dengan menyerang kaum muslimin.



Asbabun Nuzul ayat di atas turun karena Asma binti Abu Bakar ingin memberikan hadiah kepada ibunya yang masih musyrik, tetapi dia tidak berani melakukannya sebelum ada izin dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, hal itu diadukan kepada ‘Aisyah, lalu turunlah ayat di atas: ““Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan Berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu ..dst.” Lalu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memerintahkan Asma untuk memberikan hadiah kepada ibunya dan masuk ke rumahnya. (Imam Abu Ja’far bin Jarir Ath Thabari, Jami’ Al Bayan fi Ta’wilil Quran, Juz. 23, Hal. 322. Imam Ibnu Katsir, Tafsir Al Quran Al ‘Azhim, Juz. 8, Hal. 90)



Dari keterangan ini, menunjukkan bahwa peperangan kita melawan orang kafir, bukan karena semata-mata kekafiran mereka, melainkan karena perbuatan jahat mereka seperti yang diterangkan dalam ayat 9. Jika mereka berbuat baik, mau berdamai, tidak mengajak berperang, tidak mengusir, maka ada tidak larangan berbuat baik dan adil terhadap mereka. Namun, jika mereka memerangi dan mengusir orang beriman –seperti yang dilakukan Zionis Yahudi terhadap umat Islam Palestina- maka tidak boleh berbuat baik dengan mereka, apa lagi kerja sama dengan mereka. Orang kafir yang berdamai disebut kafir dzimmi, dan orang kafir yang memerangi disebut kafir harbi.



Jadi pada intinya orang muslim benci dengan peperangan, tapi Allah adalah penguasa alam, Allah ingin menegakkan keadilan dan mencegah kezhaliman di muka bumi. Dan kehendak Allah harus diikuti.



”Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu'min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” (QS Al Ahzab : 36)



Maka marilah kita kembali kepada Al Quran dan Sunnah Rasul. Agar Islam tidak hanya indah pada nama dan pedomannya, sementara orang Islamnya jauh. Dan jangan melihat baik dan buruk dari orangnya. Karena bisa jadi orang Islam tersebut (jahil) bodoh dengan Islam itu sendiri. Tetapi pelajarilah firman Allah dan penjelasannya melalui hadits yang shohih.



Demikian uraian yang cukup panjang (mohon maaf) semoga bisa dipahami dan mendapat HIKMAH.



Wallahu a’lam bi showab

menjelang puasa kita perlu

SEKITAR MASALAH PUASA Secara bahasa (etimologi) berarti : menahan. Menurut istilah syara’ (terminologi) berarti menahan diri dari perkara yang membatalkan puasa mulai terbit fajar sampai terbenamnya matahari dengan niat tertentu. Dasar wajib puasa: ...يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa, (Al-Baqoroh 183) Puasa diwajibkan pada bulan Sya’ban tahun kedua hijriyyah. Hikmah puasa : menahan hawa nafsu, mengurangi syahwat, memberikan pelajaran bagi si kaya untuk merasakan lapar sehingga menumbuhkan rasa kasih sayang kepada fakir miskin, dan menjaga dari maksiat. Syarat sah puasa: 1. Islam 2. Berakal 3. Bersih dari haid dan nifas 4. Mengetahui waktu diperbolehkan untuk berpuasa. Berarti tidak sah puasa orang kafir, orang gila walaupun sebentar, perempuan haid atau nifas dan puasa di waktu yang diharamkan berpuasa, seperti hari raya atau hari tasyriq. Adapun perempuan yang terputus haid atau nifasnya sebelum fajar maka puasanya tetap sah dengan syarat telah niat, sekalipun belum mandi sampai pagi. Syarat wajib puasa: 1. Islam Puasa tidak wajib bagi orang kafir dalam hukum dunia, namun di akhirat mereka tetap dituntut dan diadzab karena meninggalkan puasa selain diadzab karena kekafirannya. Sedangkan orang murtad tetap wajib puasa dan mengqodho’ kewajiban-kewajiban yang ditinggalkannya selama murtad. 2. Mukallaf (baligh dan berakal). Anak yang belum baligh atau orang gila tidak wajib puasa, namun orang tua wajib menyuruh anaknya berpuasa pada usia 7 tahun jika telah mampu dan wajib memukulnya jika meninggalkan puasa pada usia 10 tahun. 3. Mampu mengerjakan puasa (bukan orang lansia atau orang sakit). Lansia yang tidak mampu berpuasa atau orang sakit yang tidak ada harapan untuk sembuh menurut medis wajib mengganti puasanya dengan membayar fidyah yaitu satu mud (7,5 ons) makanan pokok untuk setiap harinya. 4. Mukim (bukan musafir sejauh ± 82 km dan keluar dari batas daerahnya sebelum fajar). Rukun-rukun puasa: 1. Niat, Niat untuk puasa wajib, mulai terbenamnya matahari sampai terbitnya fajar di setiap harinya. Sedangkan niat untuk puasa sunnah, sampai tergelincirnya matahari (waktu duhur) dengan syarat: a. diniatkan sebelum masuk waktu dhuhur b. tidak mengerjakan hal-hal yang membatalkan puasa seperti makan, minum dan lain-lain sebelum niat. Niat puasa Ramadhan yang sempurna: نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ اَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَان هذِهِ السَّنَة ِللهِ تَعَالَى Saya niat mengerjakan kewajiban puasa bulan Ramadhan esok hari pada tahun ini karena Allah SWT. 1. Menghindari perkara yang membatalkan puasa. Kecuali jika lupa atau dipaksa atau karena kebodohan yang ditolerir oleh syari’at (jahil ma’dzur). Jahil ma’dzur/kebodohan yang ditolerir syariat ada dua: a. hidup jauh dari ulama’. b. baru masuk islam. Hal-hal yang membatalkan puasa : 1. Masuknya sesuatu ke dalam rongga terbuka yang tembus ke bagian dalam tubuh seperti mulut, hidung, telinga dan lain-lain jika ada unsur kesengajaan, mengetahui keharamannya dan atas kehendak sendiri. Namun jika dalam keadaan lupa, tidak mengetahui keharamannya karena bodoh yang ditolerir atau dipaksa, maka puasanya tetap sah. 1. Murtad, sekalipun masuk islam seketika. 2. Haid, nifas dan melahirkan sekalipun sebentar. 3. Gila meskipun sebentar. 4. Pingsan dan mabuk sehari penuh. Jika masih ada kesadaran sekalipun sebentar, tetap sah. 5. Bersetubuh dengan sengaja dan mengetahui keharamannya. 6. Mengeluarkan mani dengan sengaja, seperti dengan tangan atau dengan menyentuh istrinya tanpa penghalang. 7. Muntah dengan sengaja. Masalah masalah yang berkaitan dengan puasa: 1. Apabila seseorang berhubungan dengan istrinya pada siang hari Ramadhan dengan sengaja, tanpa terpaksa dan mengetahui keharamannya maka puasanya batal, berdosa, wajib menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa sampai maghrib dan wajib mengqodhoi puasa serta wajib membayar kaffaroh [denda] yaitu: - membebaskan budak perempuan yang islam - jika tidak mampu, wajib berpuasa dua bulan berturut turut, - jika tidak mampu maka wajib memberi makanan pada 60 orang miskin masing-masing berupa 1 mud (7,5 ons) dari makanan pokok. Denda ini wajib dikeluarkan hanya bagi laki laki. 2. Hukum menelan dahak : * Jika telah mencapai batas luar tenggorokan, maka haram menelan dan membatalkan puasa. * Jika masih di batas dalam tenggorokan, maka boleh dan tidak membatalkan puasa. Yang dimaksud batas luar menurut pendapat Imam Nawawi (mu’tamad) adalah makhroj huruf kha’ (ح), dan dibawahnya adalah batas dalam. Sedangkan menurut sebagian ulama’ batas luar adalah makhroj huruf kho’(خ), dan di bawahnya adalah batas dalam. 3. Menelan ludah tidak membatalkan puasa dengan syarat: - Murni (tidak tercampur benda lain) - Suci - Berasal dari sumbernya yaitu lidah dan mulut, sedangkan menelan ludah yang berada pada bibir luar membatalkan puasa karena sudah di luar mulut. 4. Hukum masuknya air mandi ke dalam rongga dengan tanpa sengaja: - Jika sebab mandi sunnah seperti mandi untuk sholat jum’at atau mandi wajib seperti mandi janabat maka tidak membatalkan puasa kecuali jika sengaja atau menyelam. - Jika bukan mandi sunnah atau wajib seperti mandi untuk membersihkan badan maka puasanya batal baik disengaja atau tidak. 5. Hukum air kumur yang tertelan tanpa sengaja: * Jika berkumur untuk kesunnahan seperti dalam wudhu’ tidak membatalkan puasa asalkan tidak terlalu ke dalam (mubalaghoh) * Jika berkumur biasa, bukan untuk kesunnahan maka puasanya batal secara mutlak, baik terlalu ke dalam (mubalaghoh) atau tidak. 6. Orang yang muntah atau mulutnya berdarah wajib berkumur dengan mubalaghoh (membersihkan hingga ke pangkal tenggorokan) agar semua bagian mulutnya suci. Apabila ia menelan ludah tanpa mensucikan mulutnya terlebih dahulu maka puasanya batal sekalipun ludahnya nampak bersih. 7. Orang yang sengaja membatalkan puasanya atau tidak berniat di malam hari, wajib menahan diri di siang hari Ramadhan dari perkara yang membatalkan puasa (seperti orang puasa) sampai maghrib dan setelah Ramadhan wajib mengqodhoi puasanya. 8. Berbagai konsekuensi bagi orang yang tidak berpuasa atau membatalkan puasa Ramadhan: 1. Wajib qodho’ dan membayar denda : * Jika membatalkan puasa demi orang lain. Seperti perempuan mengandung dan menyusui yang tidak puasa karena kuatir pada kesehatan anaknya saja. * Mengakhirkan qodho’ hingga datang Ramadhan lagi tanpa ada udzur. 2. Wajib qodho’ tanpa denda. Berlaku bagi orang yang tidak berniat puasa di malam hari, orang yang membatalkan puasanya dengan selain jima’ (bersetubuh) dan perempuan hamil atau menyusui yang tidak puasa karena kuatir pada kesehatan dirinya saja atau kesehatan dirinya dan anaknya. 3. Wajib denda tanpa qodho’. Berlaku bagi orang lanjut usia dan orang sakit yang tidak punya harapan sembuh, jika keduanya tidak mampu berpuasa. 4. Tidak wajib qodho’ dan tidak wajib denda. Berlaku bagi orang yang gila tanpa disengaja. Yang dimaksud denda di sini adalah 1 mud (7,5 ons) makanan pokok daerah setempat untuk setiap harinya. Hal-hal yang disunnahkan dalam puasa Ramadhan: 1. Menyegerakan berbuka puasa. 2. Sahur, sekalipun dengan seteguk air. 3. Mengakhirkan sahur, dimulai dari tengah malam. 4. Berbuka dengan kurma. Disunnahkan dengan bilangan ganjil. Bila tak ada kurma, maka air zam-zam. Bila tak ada, cukup dengan air putih. Bila tak ada, dengan apa saja yang berasa manis alami. Bila tak ada juga, berbuka dengan makanan atau minuman yang diberi pemanis. 5. Membaca doa berbuka yaitu: اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلىَ رِزْقِكَ اَفْطَرْتُ ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ اْلعُرُوقُ وَثَبَتَ اْلأَجْرُ اِنْ شَاءَ اللهُ .اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِي أَعَانَنِي فَصُمْتُ وَرَزَقَنِي فَأَفْطَرْتُ اَللّهُمَّ اِنِّي أَسْأَلُكَ بِرَحْمَتِكَ الَّتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ اَنْ تَغْفِرَ لِي . 6. Memberi makanan berbuka kepada orang berpuasa. 7. Mandi janabat sebelum terbitnya fajar bagi orang yang junub di malam hari. 8. Mandi setiap malam di bulan Ramadhan 9. Menekuni sholat tarawih dan witir. 10. Memperbanyak bacaan Al Quran dengan berusaha memahami artinya. 11. Memperbanyak amalan sunnah dan amal sholeh. 12. Meninggalkan caci maki. 13. Berusaha makan dari yang halal 14. Bersungguh-sungguh di sepuluh hari terakhir, dan lain-lain Hal-hal yang dimakruhkan dalam puasa Ramadhan: 1. Mencicipi makanan. 2. Bekam [mengeluarkan darah]. 3. Banyak tidur dan terlalu kenyang. 4. Mandi dengan menyelam. 5. Memakai siwak setelah masuk waktu duhur. Hal hal yang membatalkan pahala puasa: 1. Ghibah (gosip) 2. Adu domba 3. Berbohong 4. Memandang dengan syahwat 5. Sumpah palsu. 6. Berkata jorok atau jelek Rasulullah SAW bersabda : خمس يفطّرن الصائم الكذب والغيبة والنميمة واليمين الكاذبة والنظر بشهوة “ Lima perkara yang membatalkan (pahala) puasa : berbohong, ghibah, adu domba, sumpah palsu dan melihat dengan syahwat “ (H.R. Anas)

renungan taubat

Yaa Allah...
...Maafkanlah segala kekuranganku.
Engkau Maha tidak memerlukan dari menyiksaku.
Karena sesungguhnya semua dosa-dosa ku tidak merugikan-Mu.
Begitu pula semua ketaatanku tidak menguntungkan-Mu”

Yaa Allah...,
Pindahkan aku dari hinanya maksiat kepada kemuliaan Taat!
Ya Allah,
Walaupun aku begitu jauh
dari hamba-hamba Mulia Pilihan-Mu,
Hamba Mohon…
Kokohkanlah kakiku untuk melangkah dijalan-Mu…
Kokohkan Jiwa dan hati-ku untuk menggapai Ridha-Mu,
Kokohkan Iman-ku sampai akhir nanti…

YA ALLAH Yang Maha Mulia,
Muliakanlah kami dengan ketakwaan…

Ya Rabb…
Aku bersimpuh dihadapan-Mu
Aku memohon dengan kemulian-Mu atas kehinaanku
agar engkau mengasihiku

Aku memohon dengan kekuatan-Mu atas kelemahanku
Ketidakbutuhan-Mu atas ku dan Kebutuhanku atas-Mu
Inilah wajah yang pembohong dan pendosa dihadapan zat-Mu
Hamba-MU selainku banyak,
sedang aku tidak memiliki Tuhan selain-Mu
Tak ada tempat kembali
Tak ada yang bisa menyelamatkanku
Selain penyelamatan dari-Mu

Aku memohon dengan permohonan orang miskin
Aku berzikir kepada-Mu
dengan zikir orang yang rendah hati dan Hina
Aku memohon kepada-Mu
dengan permohonan orang yang takut dan sakit
Sebuah permintaan dari orang yang dirinya merendahkan diri pada-Mu

Saat ini aku mengadu pada-Mu
Merintih di haribaan-Mu
Untuk hatiku yang kelam…
Untuk Jiwaku yang sakit…
Untuk dosa-dosaku...
dimasa lalu, sekarang dan yang akan datang

Ya Rabb…
Ampuni dosa-dosaku
Bersihkan hati ini….
Sucikan jiwa ini…
Tentramkan batin ini…
Singkapkan tabir antara Engkau dan Aku ..

Ya Allah…
Aku takut….
Aku Gamang …
tentang masa depanku…
Aku tidak kuat azab-Mu
Bila kelak hari perhitungan itu datang
Saat Engkau menegakkan keadilan-Mu
Bagaimana aku menghadap-Mu ?
Bahu ini tidak akan sanggup memikul dosa-dosa
Akibat kezalimanku

Yaa Rabb…
Andai waktu masih ada
Di sisa usia ini ….
Aku bertobat pada-Mu
Agar ringan kaki melangkah Menghadap-Mu
Aku ingin Engkau tersenyum Menyambutku…
Merangkulku dengan kasih-Mu …
Membelaiku dengan Cinta-Mu
Merindukanku seperti saat ini aku merindukan-Mu
Senyuman dari Sang Maha Pengasih…

Ya Rabb Hamba kembali….
Hamba kembali ke jalan-Mu

Ya Allah… YA Tuhanku,
Sungguh dosa-dosaku hari ini
dan hari yang telah lalu berlimpah.
Hamba tidak kuasa menghitung dan menjumlahkannya
Hamba tidaklah kuat untuk menerima azab neraka
Juga tidak mampu bersabar dan tidak pula tabah atasnya.
Maka lihatlah wahai TUHANKU pada kelemahan hamba dan kehinaan hamba
Jangan biarkan hamba merasakan panasnya neraka pada esok hari (kiamat)“

Ya Tuhanku ,
Tak layak bagiku menghuni surga Firdaus-Mu,
namun aku tak kuat bila menempati neraka Jahim-Mu.
Maafkanlah semua kesalahanku
dan ampunilah semua dosaku
Karena hanya Engkaulah
yang mengampuni dosa-dosa yang besar dan yang kecil.

Ya Allah
Seandainya ini adalah hari terakhir hidup-ku
maka terimalah taubat-ku ini karena begitu banyak dosa yang telah kulakukan

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ


“Ya Tuhan, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta selamatkanlah kami

dari siksa neraka.”


SALAM UKHUWAH FILLAH

Thursday, July 21, 2011

setiap manusia sudah di tentukan jodohnya

Al Quran Surat Al Baqarah Ayat 186:

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.

Setiap doa yang dilantunkan akan diijabah oleh Allah SWT, tapi syaratnya kita harus mematuhi seluruh perintah Allah SWT dan menjaga iman Islam kita pada Allah SWT supaya kita selalu berada dalam kebenaran yang di ridhoi Allah SWT.

Yakinlah bahwa Jodoh kita sudah ditakdirkan Allah SWT. Ia tidak akan kemana-mana dan akan datang jika waktunya sudah tiba. Tugas Anda hanyalah berusaha dan berdoa agar jodoh Anda segera datang (seperti yang Anda inginkan). Jangan pernah berputus asa dan harus bersabar dalam mencari jodoh yang telah ditetapkan Allah SWT.

Allah SWT mempunyai tiga pilihan dalam menjodohkan manusia satu sama lain. Pilihan pertama adalah cepat mendapatkan jodoh. Pilihan kedua, lambat mendapatkan jodoh, tapi suatu ketika pasti mendapatkannya di dunia. Pilihan ketiga adalah menunda mendapatkan jodoh sampai di akhirat kelak (di dunia kita tidak mendapatkan jodoh). Apapun pilihan jodoh yang ditentukan Allah, maka hal itu adalah hal yang terbaik untuk kita. Allah SWT berfirman : “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (QS. 2 : 216).

Lalu upaya apa yang perlu dilakukan agar kita segera mendapatkan jodoh? Beberapa upaya yang dapat dilakukan yaitu :

1]. Memperbaiki diri.

Jika kita ingin mendapatkan jodoh yang sholih, maka kita harus menjadi orang yang sholihah juga. Itulah maksud Allah dalam firman-Nya : “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga)” (QS. 24 : 26).

Memperbaiki diri disini pengertiannya ada dua, lahiriah dan batiniah. Secara lahiriah kita perlu menjadi orang yang bersih, rapi dan menjaga bau badan. Tidak perlu berdandan yang berlebihan (tidak Islami), tapi perlu kelihatan sebagai orang yang menarik. Sebagian orang yang ingin menikah sangat berharap mendapatkan jodoh yang sholih, tapi ia sendiri orang yang salah (tidak sholih). Ini ibarat pungguk merindukan bulan.

2]. Tidak putus asa berdoa.

Jangan pernah berputus asa untuk berdoa. Doa yang baik untuk mendapatkan jodoh adalah doa yang terdapat dalam surah Al Furqon ayat 74 : “Ya Rob kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”.

Agar doa lebih terkabul, perhatikan juga adab-adab berdoa dalam Islam. Jadi jangan berdoa menurut versi kita sendiri. Berdoalah menurut apa yang diajarkan Allah dan Rasul-Nya kepada kita, niscaya doa kita akan lebih terkabul.

3]. Ibadah sunnah diperbanyak.

Agar jodoh kita semakin cepat datang, kita juga perlu mendekati Allah dengan ekstra dekat. Caranya tidak hanya mengandalkan ibadah wajib, tapi juga dengan menambah ibadah-ibadah sunnah (nawafil), seperti sholat tahajjud, sholat dhuha, shaum, tilawah Al Qur’an, infaq, dan lain-lain. Lakukan ibadah sunnah ini secara rutin setiap hari agar iman kita bertambah dan do’a kita semakin dikabulkan Allah SWT.

4]. Memiliki kriteria yang tidak muluk.

Mengapa jodoh sulit datang kepada kita? Salah satunya mungkin disebabkan karena kriteria jodoh kita terlalu muluk. Kita ingin jodoh yang mapan, ganteng/cantik, berpangkat, keturunan baik-baik dan beriman. Keinginan semacam itu sah-sah saja, tapi jika hal tersebut dijadikan syarat untuk jodoh kita maka kita telah mempersulit diri sendiri. Itulah sebabnya Rasulullah mengatakan jika kita tidak dapat memperoleh semuanya, maka pilihlah yang agamanya paling baik. Hal itu berarti mungkin saja jodoh kita orang yang miskin, tidak berpangkat, bukan keturunan orang baik, akan tetapi kita perlu menerimanya asalkan memiliki agama/akhlaq yang baik. Jangan kita menginginkan kesempurnaan dari orang lain, padahal diri kita tidak sempurna.

5]. Memperluas pergaulan.

Cara yang lain agar cepat mendapatkan jodoh adalah memperluas pergaulan. Dengan pergaulan yang luas kita juga lebih banyak mendapatkan pilihan. Seringkali jodoh itu datang bukan dari perkenalan langsung, tapi dari kenalan teman kita. Bahkan dari kenalan dari kenalan teman kita. Itulah gunanya pergaulan yang luas. Ibarat seorang nelayan yang menebarkan jaringan yang luas untuk mendapatkan ikan yang lebih banyak.

6]. Meminta tolong orang lain.

Cara lain agar cepat mendapatkan jodoh adalah meminta tolong kepada orang lain yang reputasinya baik. Orang tersebut bisa saja guru mengaji, murobbi, teman, orang tua, saudara, dan lain-lain. Jangan malu-malu untuk meminta bantuan kepada mereka dan jangan malu-malu juga untuk mengulangi permintaan kita secara rutin agar orang tersebut ingat bahwa kita meminta bantuan kepadanya.

7]. Menyatakan hasrat secara langsung.

Bisa juga seorang wanita mendapatkan jodoh dengan cara menyatakan langsung kepada lelaki yang kita taksir bahwa kita siap menikah dengannya. Ini adalah cara yang masih asing dalam budaya Indonesia. Namun cara ini sebenarnya Islami, karena pernah dilakukan Khadijah ra kepada Nabi Muhammad saw. Khadijah ra yang lebih dahulu menyatakan hasratnya kepada Nabi melalui perantaranya. Menurut saya, cara ini perlu dimasyarakatkan di Indonesia, sehingga tidak ada lagi wanita yang malu-malu kucing, padahal hatinya sudah ingin sekali dilamar oleh lelaki yang diharapkannya.

Mengenai bagaimana cara menghilangkan sakit hati Anda kepada mantan pacar Anda, maka yakinilah bahwa sakit hati Anda hanya akan merugikan kesehatan fisik dan mental Anda. Lupakan saja ia dengan merenungkan hikmah positif mengapa Anda berpisah dengannya. Mungkin saja perpisahaan Anda sekarang lebih baik daripada berpisah setelah menikah (cerai). Mungkin saja Allah ingin memberitahu Anda tentang kualitas dia sebelum Anda menikah (kualitasnya yang kurang bertanggung jawab karena memutuskan Anda tanpa alasan yang masuk akal, sehingga lebih baik sakit hati sekarang daripada sering disakiti nanti setelah menikah).

Selanjutnya ya kita tawakal. Berserah diri atas ketentuan Allah SWT yang akan diberikan kepada kita. Bukan berarti dengan tawakal ini kita berhenti berusaha dan berdoa, tawakal berarti kita menyerahkan seluruh usaha dan doa yang kita lakukan terus menerus itu diterima dan mendatangkan manfaat pada kita untuk mendatang jodoh yang diridhoi-Nya. Amiiin....

by

admin:fierthink's

Sunday, July 17, 2011

Aku Menikahimu Karena Allah

"Allahumma baariklanaa di Rajab wa Sya'ban Wa Ballighna Ramadhan",Semoga Allah memberkahi kehidupan kita dibulan-bulan ini untuk berjumpa Ramadhan,Dengan segenap kesiapan ruhiyah, fikriyah,jasadiyah,maliyah dan satukan barisan raih takwa & sambut kemenangan dakwah, Intanshurullah yanshurkum wayutsabbit aqdamakum.

`*•Yaa Rabbi•*´¯)Ajarilah kami bagaimana memberi sebelum meminta,berfikir sebelum bertindak,santun dalam berbicara,tenang ketika gundah,diam ketika emosi melanda,bersabar dalam setiap ujian.Jadikanlah kami orang yg selembut Abu Bakar Ash-Shiddiq,sebijaksana Umar bin Khattab,sedermawan Utsman bin Affan,sepintar Ali bin Abi Thalib,sesederhana Bilal,setegar Khalid bin Walid radliallahu'anhumღAmiin ya Rabbal'alamin.

Hari pernikahanku. Hari yang paling bersejarah dalam hidup. Seharusnya

saat itu aku menjadi makhluk yang paling berbahagia. Tapi yang aku
rasakan justru rasa haru biru.

Betapa tidak. Di hari bersejarah ini tak ada satupun sanak saudara
yang menemaniku ke tempat mempelai wanita. Apalagi ibu. Beliau yang
paling keras menentang perkawinanku.

Masih kuingat betul perkataan ibu tempo hari, "Jadi juga kau nikah
sama 'buntelan karung hitam' itu ....?!?" Duh......, hatiku sempat
kebat-kebit mendengar ucapan itu. Masa calon istriku disebut 'buntelan
karung hitam'.

"Kamu sudah kena pelet barangkali Yanto. Masa suka sih sama gadis
hitam, gendut dengan wajah yang sama sekali tak menarik dan cacat
kakinya. Lebih tua beberapa tahun lagi dibanding kamu !!" sambung ibu
lagi.

"Cukup Bu! Cukup! Tak usah ibu menghina sekasar itu. Dia kan ciptaan
Allah. Bagaimana jika pencipta-Nya marah sama ibu...?" Kali ini aku
terpaksa menimpali ucapan ibu dengan sedikit emosi. Rupanya ibu amat
tersinggung mendengar ucapanku.

"Oh.... rupanya kau lebih memillih perempuan itu ketimbang keluargamu.
baiklah Yanto. Silahkan kau menikah tapi jangan harap kau akan
dapatkan seorang dari kami ada di tempatmu saat itu. Dan jangan kau
bawa perempuan itu ke rumah ini !!"

DEGG !!!!

"Yanto.... jangan bengong terus. Sebentar lagi penghulu tiba," teguran

Ismail membuyarkan lamunanku. Segera kuucapkan istighfar dalam hati.

"Alhamdulillah penghulu sudah tiba. Bersiaplah ...akhi," sekali lagi
Ismail memberi semangat padaku.

'Aku terima nikahnya, kawinnya Shalihah binti Mahmud almarhum dengan

mas kawin seperangkat alat sholat tunai !"

Alhamdulillah lancar juga aku mengucapkan aqad nikah.

"Ya Allah hari ini telah Engkau izinkan aku untuk meraih setengah
dien. Mudahkanlah aku untuk meraih sebagian yang lain."

Dikamar yang amat sederhana. Di atas dipan kayu ini aku tertegun lama.

Memandangi istriku yang tengah tertunduk larut dalam dan diam.

Setelah sekian lama kami saling diam,
akhirnya dengan membaca basmalah dalam
hati kuberanikan diri untuk menyapanya.

"Assalamu'alaikum .... permintaan hafalan Al-Qur'annya mau di cek kapan

De'...?" tanyaku sambil memandangi wajahnya yang sejak tadi

disembunyikan dalam tunduknya. Sebelum menikah,istriku memang pernah

meminta malam pertama hingga ke sepuluh agar aku membacakan hafalan

Al-Qur'an tiap malam satu juz. Dan permintaan itu telah aku setujui.

"Nanti saja dalam qiyamullail," jawab istriku, masih dalam tunduknya.

Wajahnya yang berbalut kerudung putih, ia sembunyikan dalam-dalam.

Saat kuangkat dagunya, ia seperti ingin menolak. Namun ketika aku beri

isyarat bahwa aku suaminya dan berhak untuk melakukan itu ,ia menyerah.

Kini aku tertegun lama. Benar kata ibu ..bahwa wajah istriku 'tidak
menarik'. Sekelebat pikiran itu muncul ....dan segera aku mengusirnya.
Matanya berkaca-kaca menatap lekat pada bola mataku.

"Bang, sudah saya katakan sejak awal ta'aruf, bahwa fisik saya seperti

ini. Kalau Abang kecewa, saya siap dan ikhlas. Namun bila Abang tidak
menyesal beristrikan saya, mudah-mudahan Allah memberikan keberkahan
yang banyak untuk Abang. Seperti keberkahan yang Allah limpahkan
kepada Ayahnya Imam malik yang ikhlas menerima sesuatu yang tidak ia
sukai pada istrinya. Saya ingin mengingatkan Abang akan firman Allah
yang dibacakan ibunya Imam Malik pada suaminya pada malam pertama
pernikahan mereka,

" ... Dan bergaullah dengan mereka (istrimu) dengat patut (ahsan).
Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena
mungkin kamu tidak menyukai sesuatu,
padahal Allah menjanjikan padanya kebaikan yang banyak."(QS An-Nisa:19)

Mendengar tutur istriku, kupandangi wajahnya yang penuh dengan air
mata itu lekat-lekat. Aku teringat kisah suami yang rela menikahi
seorang wanita yang memiliki cacat itu. Dari rahim wanita itulah lahir

Imam Malik, ulama besar ummat Islam yang namanya abadi dalam sejarah.

"Ya Rabbi aku menikahinya karena Mu. Maka turunkanlah rasa cinta dan
kasih sayang milikMu pada hatiku untuknya. Agar aku dapat mencintai
dan menyayanginya dengan segenap hati yang ikhlas."

Pelan kudekati istriku. Lalu dengan bergetar, kurengkuh tubuhya dalam
dekapku. Sementara, istriku menangis tergugu dalam wajah yang masih
menyisakan segumpal ragu.

"Jangan memaksakan diri untuk ikhlas menerima saya, Bang. Sungguh...
saya siap menerima keputusan apapun yang terburuk," ucapnya lagi.

"Tidak...De'. Sungguh sejak awal niat Abang menikahimu karena Allah.
Sudah teramat bulat niat itu. Hingga Abang tidak menghiraukan ketika
seluruh keluarga memboikot untuk tak datang tadi pagi," paparku sambil
menggenggam erat tangannya.

Malam telah naik ke puncaknya pelan-pelan. Dalam lengangnya bait-bait

do'a kubentangkan pada Nya.

"Robbi, tak dapat kupungkiri bahwa kecantikan wanita dapat
mendatangkan cinta buat laki-laki. Namun telah kutepis memilih istri
karena rupa yang cantik karena aku ingin mendapatkan cinta-Mu. Robbi
saksikanlah malam ini akan kubuktikan bahwa cinta sejatiku hanya akan
kupasrahkan pada-Mu. Karena itu, pertemukanlah aku dengan-Mu dalam Jannah-Mu !"

Aku beringsut menuju pembaringan yang amat sederhana itu.

Lalu kutatap raut wajah istriku denan segenap hati yang ikhlas.
Ah, .. sekarang aku benar-benar mencintainya.
Kenapa tidak? Bukankah ia wanita sholihah sejati.
Ia senantiasa menegakkan malam-malamnya dengan munajat panjang pada-Nya.

Ia senantiasa menjaga hafalan KitabNya. Dan senantiasa
melaksanakan shoum sunnah Rasul Nya.

"...dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah
tandingan-tandingan selain Allah. Mereka mencintainya sebagaimana
mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat
cintanya pada Allah ..."(QS. al-Baqarah:165)

♥ SEMOGA BERMANFAAT ♥

Saturday, July 16, 2011

Firasat HATI yang BERCAHAYA




Sahabat ku …..
Tidak ada suatu keinginan yang besar dari seorang mukmin...
Kecuali mempunyai hati yang bersih dan bercahaya.
...Karena dia yang akan menuntun keselamatan hidup kita di dunia.

Hati yang cemerlang adalah hati yang bersih suci dan mampu 'melihat' alam ghaib sehingga ia mengenal Allah ta'ala tanpa keraguan sedikitpun.

Pada zaman nabi ada seorang laki-laki bertanya pada nabi, “Ya Rasulullah , siapakah manusia terbaik?”. Nabi menjawab, “Mereka adalah orang mukmin yang berhati makhmum.” Orang itu bertanya lagi , “Apakah hati makhmum itu?” . Nabi bersabda, “Itu adalah hati yang berTAKWA lagi bersih yang tidak ada didalamnya penipuan, sikap melampaui batas, tipu daya, khianat dan dengki”. (HR. Ibnu majah dan termasuk hadis shahih).

"Hai orang-orang yang beriman, jika kamu berTAKWA kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqaan (pembeda) dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa) mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar." (QS Al-Anfal : 29)

"Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), berTAKWAlah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu nur (cahaya) yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS Al-Mujadilah :28)

Dalam hadits Qudsi, diriwayatkan oleh Abu Hurairah radliyallahu 'anhu bahwa Rosulullah SAW bersabda :
Sesungguhnya Allah swt telah berfirman: "Barangsiapa yang menyakiti wali-Ku , maka Aku menyatakan perang kepadanya. Tidaklah hamba-Ku mendekati-Ku dengan suatu pekerjaan yang lebih Aku sukai daripada dia mengerjakan apa yang Aku telah fardhukan kepadanya. Dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan melakukan yang sunat (nawafil) sehingga Aku cinta kepadanya. Maka apabila Aku telah mencintainya, adalah Aku-lah yang menjadi pendengarannya yang ia mendengar dengannya, dan penglihatannya yang ia melihat dengannya, dan tangannya yang ia tamparkan dengannya, dan kakinya yang ia berjalan dengannya; Dan sesungguhnya, jika ia meminta kepada-Ku, nescaya Aku berikan kepadanya; Dan sesunggunya, jika ia memohon perlindungan kepada-Ku nescaya Aku berikan perlindungan kepadanya." (Riwayat Imam Bukhari)

Hati yang bersih juga hati orang yang Ikhlas, sehingga ditakuti oleh setan. Nabi pernah bersabda, “Tidak berjalan Umar disuatu lorong melainkan setan memilih jalan lain (supaya tidak berpapasan dengan Umar). (HR. Imam Bukhari dan Muslim). Perasaan takut yang ditunjukkan setan disebabkan karena ketakwaan yang ada dalam diri Umar.

Apabila hati bersinar dan gemilang, Allah mengilhamkan kepada hati itu berbagai ilmu dan petunjuk. Diantaranya adalah firasat mukmin. Sehubungan hal tersebut menurut Imam Thirmidzi , nabi bersabda , “Takutlah kamu dengan firasat mukmin karena sesungguhnya dia melihat dengan nur Allah. “

Contohnya, menurut Anas bin Malik , pada suatu hari dia melihat seorang wanita dan tertegun dengan kecantikannya. Kemudian setelah itu , beliau bertemu dengan Utsman bin Affan dan Utsman berkata, “Telah masuk ke perkumpulanku , seorang laki-laki yang dimatanya terdapat tanda-tanda zina.” Anas terkejut dengan perkataan Utsman dan bertanya . “Masih adakah wahyu setelah nabi (kok Khalifah Utsman bisa tahu apa yang telah dilakukannya) ?” . Utsman menjawab. “Tidak, yang ada hanyalah mata hati dan firasat yang benar”

Begitu pula dengan peristiwa yang terjadi atas khalifah Umar bin Khatab. Ketika beliau sedang menyampaikan dakwahnya di Madinah, tiba-tiba beliau berkata , “Wahai Sariah, pergilah kebukit, kebukit.” Rupanya , pada waktu itu beliau dapat melihat bahwa tentara-tentara Islam yang dipimpin oleh panglima Sariah mengalami kekalahan sedangkan mereka berada jauh di Madinah. Beliau segera memberi petunjuk kepada Sariah agar membawa tentara-tentara Islam ke bukit. Menurut Sariah , beliau dapat mendengar suara Umar dengan jelas dan segera mematuhi petunjuknya sehingga mereka akhirnya memperoleh kemenangan. Ini adalah bentuk –bentuk ilham yang dianugerahkan Allah kepada mereka yang memiliki hati yang bersih.

Itulah beberapa contoh orang-orang yan bertTAKWA yang hatinya bercahaya.
Banyak orang mengHIAS WAJAH dan TUBUHnya...
Padahal WAJAH dan TUBUHnya akan menjadi FITNAH makanan syaithan.
Dan hanya orang-orang yang mendapat HIKMAH...
Dialah yang selalu mengHIAS HATInya dengan keTAKWAan.

Wallahu a'lam bishshowab

Wednesday, July 6, 2011

sebuah surat untuk sang (mantan) kekasih

Sebuah surat untuk seorang wanita yang pernah singgah dihatiku. Yang mudahan bisa menjadi pelajaran bagi kita semua.

Ba’da tahmid dan shalawat

Syukur pada Allah yang masih mengaruniakan nafas padaku dan padamu untuk segera memperbarui taubat.

Ukhti, rasanya aku telah menemukan Kekasih yang jauh lebih baik darimu. Yang Tak pernah Mengantuk dan Tak Pernah Tidur. Yang siap terus menerus Memperhatikan dan Mengurusku. Yang selalu bersedia berduaan di sepertiga terakhir malam. Yang siap Memberi apapun yang kupinta. Ia yang Bertahta, Berkuasa, dan Memiliki Segalanya.

Maaf ukhti, tapi menurutku kau bukan apa-apa dibanding Dia. Kau sangat lemah, kecil, dan kerdil di hadapanNya. Walaupun kau begitu rupawan lagi cantik, Ia lebih indah dan bercahaya dari dirimu. Ia berbuat apa saja sekehendakNya kepadamu. Dan ukhti, aku khawatir apa yang telah kita lakukan selama ini membuatNya cemburu. Aku takut, hubungan kita selama ini membuatNya murka. Padahal Ia, Maha Kuat, Maha Gagah, Maha Perkasa, Maha Keras SiksaNya.

Ukhti, belum terlambat untuk bertaubat. Apa yang telah kita lakukan selama ini pasti akan ditanyakan olehNya. Ia bisa marah, ukhti. Marah karena aku telah berbuat hal-hal yang tak semestinya padamu, marah karena aku pernah mendahului takdirNya dengan mengajakmu untuk menungguku menjadi istriku kelak padahal itu belum pasti adanya. Ia bisa Marah.


Tapi sekali lagi semua belum terlambat. Kalau kita memutuskan hubungan ini sekarang, semoga Ia mau Memaafkan dan Mengampuni. Ukhti, Ia Maha Pengampun, Maha Pemberi Maaf, Maha Menerima Taubat, Maha Penyayang, Maha Bijaksana.

Ukhti, jangan marah ya. Aku sudah memutuskan untuk menyerahkan cintaku padaNya, tidak pada selainNya. Tapi tak cuma aku, Ukhti. Kau pun bisa menjadi kekasihnya, kekasih yang amat dicintai dan dimuliakan.

Caranya satu, kita harus jauhi semua larangan-laranganNya termasuk dalam soal hubungan kita ini. Insya Allah, DIa punya rencana yang indah untuk masa depan kita masing-masing. Kalau engkau selalu berusaha menjaga diri dari hal-hal yang dibenciNya, kau pasti akan dipertemukan dengan seorang lelaki shalih. Ya, lelaki shalih yang pasti lebih baik dari diriku saat ini.

Ia yang akan membantu-mu menjaga agamamu, agar hidupmu senantiasa dalam kerangka mencari ridha Allah dalam ikatan pernikahan yang suci. Iniliah doaku untukmu, semoga kaupun mendoakanku, ukhti.

Ukhti, aku akan segera menghapus namamu dari memori masa lalu yang salah arah ini. Tapi, aku akan tetap menghormatimu sebagai saudara di jalan Allah. Ya, saudara di jalan Allah, ukhti.

Itulah ikatan terbaik. Tak hanya antara kita berdua, tapi seluruh orang mukmin di dunia.

Tak mustahil itulah yang akan mempertemukan kita dengan Rasulullah di telaganya, lalu beliaupun memberi minum kita dengan air yang lebih manis dari madu, lebih lembut dari susu, dan lebih sejuk dari krim beku.

Maaf,ukhti.Tak baik rasanya aku berlama-lama menulis urat ini. Aku takut ini akan merusak hati. Tak akan ada lagi sms dariku yang rutin masuk ke hapemu untuk menanyakan sudah shalat atau belum. Aku tak ingin engkau memiliki sedikit rasa ria (sombong) sedikitpun di hatimu ketika akan beribadah, karena itu sangat dibenci oleh Allah dan tak akan diterima amalnya. Ketikan tuts keyboard terakhirku di surat ini adalah doa keselamatan dunia akhirat sekaligus tanda akhir dari hubungan haram kita, Insya Allah.
♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥

Barakallaahu fiykum wa jazzakumullah khoir