Friday, September 28, 2012

Siap Menikah? Cek Kembali Dengan Pertanyaan Ini!





Siap menikah? Pertanyaan yang kerap terlontar bagi pasangan yang menjalin hubungan cukup lama. Pernikahan pun selalu menjadi topik pembicaraan berdua. Jika Anda ragu, Belle akan membahas beberapa hal yang harus dipertimbangkan sebelum menikah.
 
Apa harapan Anda mengenai pernikahan?
Jika Anda sudah siap untuk menikah, sebaiknya mampu berpikir mengenai perencanaan hidup di kemudian hari. Jangan memikirkan pesta pernikahannya saja.
Bagaimana kondisi keuangan Anda dan pasangan?
Walaupun secara emosional Anda dan pasangan siap untuk menikah, namun secara materi belum mencukupi artinya Anda belum siap untuk menikah.
Bagaimana tujuan hidup Anda dan pasangan?
Selain materi, Anda harus mempunyai tujuan hidup yang jelas . Seperti, membahas kapan waktu yang tepat untuk punya anak, berapa banyak, di mana akan tinggal dan lainnya. Jika belum membahas hal-hal tersebut, mungkin Anda berdua belum siap berkomitmen.
Apakah Anda dan pasangan saling mempercayai?
Apakah pasangan Anda pernah berselingkuh? Apakah Anda belum bisa mempercayai pasangan seutuhnya? Jika Anda sulit mempercayai pasangan, itu akan menjadi kerikil dalam rumah tangga nantinya.
Mengapa Anda ingin menikah?
Jika Anda melangsungkan pernikahan hanya ingin membuktikan sesuatu hal pada orang lain, keluar dari situasi sulit dalam keluarga atau alasan lain selain cinta dan pengabdian, berarti Anda belum siap untuk menikah.
Menjalankan pernikahan tidak semudah membalikan telapak tangan. Sebelum memasuki hari bahagia itu, harus yakinkan diri siap menikahkah Anda?

Thursday, September 13, 2012

Apa kabar iman ku

 Apa kabar imanku hari ini? tanyaku dg hati2.

“Alhamdulillah bikhoir..” imanku menjawab dg wajah muram.
“Tapi kenapa seperti bersedih?” tanyaku lagi.
“Sayapku terluka,hingga aku tak bisa menjangkau menara istana itu”.
“Istana apa..?”
” Istana Cinta yg berdiri kokoh di seberang lautan rasa. Bukankah kau tahu dimana istana itu,kenapa masih bertanya?”.
Aku tertunduk malu.
Lalu aku bertanya,
“Imanku,bukankah kamu masih bisa terbang? Lihat,lukamupun tidak seberapa?”.
“Ya,tapi aku hanya bisa terbang dan menjangkau pintu gerbang istana itu. Ak tidak mampu masuk kedalam istana pelangi”.
“Kenapa..?” tanyaku penasaran.
“Karena sahabat2 pelangimu melarangku masuk. Karena aku masih terluka,lukaku belum sembuh. Mereka baru mengijinkan aku masuk jika engkau sudah mengobati lukaku sampai sembuh dan bersih..”.
Jawaban imanku membuatku menitikkan airmata.

“Lalu mengapa kau tak berusaha mengobati lukamu agar bisa terbang menggapai Istana Cinta itu?”.
“Bagaimana aku bisa mengobati lukaku,jika setiap kali luka itu akan kuobati engkau melukai sayapku kembali..”.
“Tidak,aku tidak pernah melukai sayapmu,” jawabku membela diri. Aku tidak mengerti apa yg imanku maksud.
“Engkau melukaiku tapi engkau sering tidak menyadari. Apakah engkau lupa,setiap kali engkau melalaikan tilawah rutinmu sebelum subuh dan sesudah maghrib,setiap engkau melewatkan 1/3 malammu dan pulas dlm selimut,setiap engkau lalai dlm sholatmu,stiap kali itu jg engkau telah melukai sayapku.
Setiap kali engkau lupa berdoa dan dzikir,ketika kau abaikan sms2 cinta dari sahabatmu yg mengajakmu Qiyamul Lail,setiap kali engkau acuh tak acuh krn sahabatmu meminta nasehat,ketika engkau pelit mentransfer ilmumu saat sahabatmu bertanya,saat itulah engkau melukai sayapku yg indah ini.
Jika setiap hari sayapku terluka,bgaimana mungkin aku bisa terbang mencapai istana itu. Kalaupun aku bisa sampai,sahabat2 pelangimu mengusirku karena lukaku belum sembuh” imanku bercerita dgn wajah yg sangat muram.
“Benarkah..?” tanyaku lagi. Dua buah kristal bening tiba-tiba mengambang disudut mataku dan hampir terjatuh.
“Kau jarang memandikan dan merawatku dgn sepotong ‘sabun istiqomah’ yg wangi,bahkan kau sangat pelit utk sekedar memberiku ‘susu tawadhu’ agar aku bisa terbang lebih tinggi lagi.Tahukah kau bahwa ak mempunyai dua sayap yg indah? Sayapku sebelah kanan bernama SABAR, dan sayapku sebelah kiri brnama SYUKUR. Dan kedua sayap indahku ini bernama ‘Sepasang Sayap Iman’. Tiapkali Allah mengujimu dgn kesulitan dan kesusahan,engkau tidak sabar,itu membuat sayap kananku terluka. Dan tiapkali Allah memberimu nikmat,engkau lupa bersyukur bahkan kufur,dan itu membuat sayap kiriku terluka..”.
“Maafkan aku imanku,aku tidak tahu”, kini airmataku sudah benar2 jatuh. Badanku lemas seketika. Aku menangis tersedu.

“Engkau tahu! tapi engkau tidak mau tahu. engkau sengaja membiarkanku terluka. Apakah kau ingin sepasang sayapku benar2 terluka disana sini,kmudian hancur lebur tidak bisa apa2,baru kmudian engkau akan merawatku..?” imanku brtanya dg nada marah.
“Tidak imanku..tidak! Maafkan aku. Mulai hari ini aku berjanji merawatmu,menjagamu semampuku. Akan kumandikan engkau dgn sabun wangi dan kuberi engkau susu segar setiap hari” jawabku dgn nada sesal yg amat sangat. Tangisku blm jg reda.
“Terimakasih.Segera rawat dan sembuhkan lukaku secepatnya. Aku pegang janjimu..” imanku tersenyum dan pamit pergi.
“Aku berjanji imanku..” jawabku sedih.
Itulah penggalan dialog imanku denganku disetiap pagi,siang,petang dan malam.Sekarang akan kumandikan ia dgn wewangian,dan akan kukalungkan bunga-bunga di badannya,agar wanginya semerbak memenuhi penjuru langit dan bumi,agar ia bisa terbang tinggi menuju istana cinta itu.

Barakallahufikum,semoga bermanfaat.